Site icon MINU KH MUKMIN

Pencanangan Sub PIN Polio di Kabupaten Sidoarjo Provinsi Jawa Timur Tim Humas P2P

Sidoarjo, 15 Januari 2024

Pada bulan Desember 2023 dan Januari 2024, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengkonfirmasi temuan kasus poliomyelitis di Kabupaten Klaten Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Pamekasan serta Sampang Provinsi Jawa Timur. Agar Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio tidak menyebar di wilayah tersebut, maka Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaksanakan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio putaran pertama secara serentak di seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, dan Jawa Tengah, serta Kabupaten Sleman, Yogyakarta, mulai Senin (15/1/2024) hari ini.

Berdasarkan rekomendasi Komite Ahli Eradikasi Polio dan Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) pemberian imunisasi novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) menargetkan 8,4 juta anak berusia 0- 7 tahun. Rinciannya, Provinsi Jawa Timur sebanyak 4,4 juta anak, Provinsi Jawa Tengah 3,9 anak, dan Kabupaten Sleman sebanyak 149 ribu. Pelaksanaan Sub PIN akan dilaksanakan selama 1 pekan, diikuti sweeping selama 5 hari.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu menjelaskan Sub PIN Polio ini menargetkan anak berusia 0 sampai 7 tahun, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Artinya, meski status imunisasi sudah lengkap, anak tetap harus mengikuti program Sub PIN Polio.

“Target cakupan sekurang-kurangnya adalah 95% untuk masing-masing putaran dan merata di setiap tingkatkan, mulai dari desa, kecamatan, sampai kabupaten,” ucapnya.

Direktur Jenderal P2P bersama Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mencanangkan kegiatan Sub PIN Polio di Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) KH Mukmin Sidoarjo, Jawa Timur. Pencanangan diikuti dengan pemberian imunisasi tetes nOPV2 pada 144 anak.

Dirjen Maxi menjelaskan Sub PIN Polio akan dilaksanakan dalam 2 putaran. Putaran pertama dimulai pada 15 Januari 2024, sedangkan putaran kedua akan berlangsung mulai 19 Februari 2024. Masing-masing putaran dilaksanakan dalam waktu satu minggu dengan jarak antarputaran minimal satu bulan.

Wilayah pemberian imunisasi tambahan adalah seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur yang merupakan lokasi terjadinya KLB polio. Pemberian imunisasi tambahan juga dilakukan di Kabupaten Sleman DIY, yakni daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Klaten, lokasi ditemukannya kasus polio beberapa waktu lalu.

Sebagai penutup, Dirjen Maxi meminta komitmen seluruh perangkat daerah dalam melaksanakan Sub PIN Polio.

“Peran Bapak dan Ibu semua sesuai tugas dan fungsi masing-masing serta partisipasi aktif dari seluruh masyarakat sangat dibutuhkan dalam menyukseskan kegiatan ini, karena itu kami sangat berharap adanya komitmen dari Bapak/Ibu dalam mendukung kegiatan ini,” kata dia.

Dalam kesempatan yang sama Bupati Sidoarjo yang akrab dipanggil Gus Muhdlor itu, juga meminta agar seluruh komponen khususnya orang tua dan guru yang tergabung dalam IGTKI (Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia), HIMPAUDI (Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini), serta IGRA (Ikatan Guru Raudlotul Athfal) yang ada di Kabupaten Sidoarjo bergerak bersama menyukseskan Sub-PIN Polio tahun 2024.

“Pelaksanaan Sub-PIN Polio ini akan dapat terlaksana dengan baik jika komponen guru pendidik di Kabupaten Sidoarjo ikut berperan serta, kurang lebih sebanyak 2.000 guru pendidik di Kabupaten Sidoarjo bersama-sama menyosialisasikan kepada orang tua pentingnya pencegahan penyakit Polio,” ucapnya.

Ia juga berharap Kabupaten Sidoarjo menuntaskan dengan baik program Sub-PIN Polio ini hanya cukup 2 periode saja dengan mencapai cakupan standart yaitu 95 %.

“Saya harap kita bisa mencapai sasaran cakupan sesuai standart Kemenkes yaitu sebesar 95 % anak yang akan diberikan imunisasi polio di tahun 2024 ini,” harapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Fenny Apridawati mengatakan bahwa Sub-PIN Polio merupakan upaya dalam mencegah terjadinya kejadian luar biasa (KLB) dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I misalnya tuberkulosis, difteri, pertusis, polio, campak, rubella).

Fenny juga menjabarkan sasaran anak yang akan mendapatkan imunisasi polio di tahun 2024 ini adalah sebanyak 292.041 anak yang tersebar di sekolah, pusksesmas, posyandu, dan PAUD.

“Dari jumlah sasaran tersebut, kami menggerakkan 483 bidan, 489 perawat, dan 12.633 kader kesehatan yang ada di Kabupaten Sidoarjo dan jumlah pos imunisasi adalah sebanyak 3.988 pos. Dengan harapan cakupan akan mencapai 95 persen atau lebih dan hanya 2 putaran saja,” jelasnya. (ADT/IWS/SSN)

Exit mobile version